Oleh : Marinus Gobai/A.1010577
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR
BELAKANG
Urbanisasi
penduduk pedesaan ke daerah perkotaan tidak dapat dihindari karena pesatnya
pertumbuhan ekonomi di daerah perkotaan. Meningkatnya jumlah penduduk di daerah
perkotaan membawa dampak terhadap peningkatan kebutuhan pangan, khususnya
sayuran.
Produksi sayuran Indonesia sampai
tahun 2005 mencapai 9 101 987 ton dan tingkat konsumsi pada tahun 2005 sebesar
7 732 634.39 ton. Produksi kangkung Indonesia tahun 2005 adalah 229.99 ton
(Direktorat Jendral Hortikultura, 2008). Produksi selada Indonesia tahun 2005
kurang dari 1000 ton produksi kubis dan crucifera lainnya (termasuk caisin dan
pakcoi) pada tahun yang sama sebesar 1 290 000 ton (Food Agriculuture
Organization, 2007). Komoditas tersebut merupakan sayuran yang banyak
dikonsumsi masyarakat. Jika dikaitkan dengan ketahanan pangan Indonesia
produksi beberapa sayuran tersebut belum dapat memenuhi permintaan dan konsumsi
dalam negeri. Peningkatan produktivitas dengan kualitas yang tinggi diharapkan
dapat meningkatkan volume pemasaran bagi produk pertanian khususnya komoditi
sayuran sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.
Berbagai upaya sudah dilakukan untuk dapat meningkatkan
produksi sayuran, namun demikian masih belum dapat mengimbangi permintaan
pasar. Keadaan ini dimungkinkan antara lain sebagai akibat peningkatan jumlah
penduduk, perbaikan pendapatan dan peningkatan kesadaran gizi masyarakat.
Selain itu di kota-kota besar tumbuh permintaan pasar yang menghendaki
komoditas sayuran dengan kualitas yang baik dan dengan berbagai jenis yang
lebih beragam.
Berbagai jenis komoditas sayuran diusahakan
oleh petani di daerah pinggiran perkotaan dalam luas garapan yang sempit,
seperti sawi (caisim), bayam, kangkung, terong, cabe, tomat, bawang merah, bawang
putih, kacang panjang dan sebagainya (Soethama et al., 1998). Umumnya
dalam satu penguasaan lahan, diusahakan beraneka ragam komoditas sayuran dalam
petakan yang berbeda, misalnya disamping diusahakan komoditas sayuran sawi
hijau (caisim), ditanam
juga bayam, kangkung, cabe, kacang panjang dan komoditas sayuran lainnya.
Tanaman Caisim sendiri merupakan
jenis sayuran yang cukup popular di Indonesia. Dikenal pula sebagai
caisin, sawi hijau atau sawi bakso, sayuran ini mudah dibudidayakan dan dapat
dimakan segar (biasanya dilayukan dengan air panas) atau diolah. Bagi
petani, masa panen yang singkat dan pasar yang terbuka luas merupakan
daya tarik untuk mengusahakan caisin. Daya tarik lainnya adalah dan mudah
diusahakan. Konsumsi caisin diduga akan mengalami peningkatan sesuai
pertumbuhan jumlah penduduk, meningkatnya daya beli masyarakat, kemudahan
tanaman ini diperoleh di pasar, dan peningkatan pengetahuan gizi masyarakat.
Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan teknologi budidaya yang sudah
ada agar hasilnya meningkat (Gopur, 2009).
1.2. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian
pupuk npk terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sayuran caisin serta praktikan diharapkan dapat
lebih memahami tujuan praktikum ini.
1.3. HIPOTESI
Pemberian pupuk NPK pada taraf dosis yang
berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif serta
perbedaan hasil panen tanaman caisin dengan media pasir.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
1.2. Botani dan Morfologi Sawi Hijau (Caisim)
Menurut Anonim, 2008 b dan Rukmana, 199), klasifikasi tanaman caisim adalah
sebagai berikut :
Kingdom
: Plantae, Sub-kingdom : Tracheobionta , Super-divisio :
Spermathopyta, Divisio : Magnoliophyta, Kelas : Magnoliopsida,
Sub-kelas : Dilleniidae, Ordo : Capparales, Familia : Brassicaceae,
Genus : Brassica, Spesies : Brassica juncea (L.) Czern.
Tanaman Caisim (Brassica juncea) termasuk jenis tanaman sayuran daun dan tergolong ke dalam tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman tumbuh
pendek dengan tinggi berkisar antara 20 cm - 40 cm atau lebih, bergantung
pada tipe dan varietasnya.
Tanaman caisim ada yang
membentuk krop (kumpulan daun - daun yang saling merapat membentuk kepala) dan ada varietas yang tidak membentuk
krop.Tinggi
tanaman caisim daun
berkisar antara 30 cm - 40 cm dan tinggi tanaman caisim kepala berkisar antara 20 cm - 30 cm. Secara morfologi, organ-organ penting yang terdapat pada tanaman caisim adalah sebagai berikut.
Daun tanaman caisim memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam, bergantung
pada varietasnya. Misalnya, jenis caisim yang
membentuk krop memiliki bentuk daun bulat atau atau lonjong
degan ukuran daun lebar atau besar, daunnya ada yang berwarna hijau tua,hijau terang,dan ada yang berwarna hijau agak gelap. Sedangkan jenis caisim yang tidak
membentuk krop,daunnya berbentuk bulat panjang, berukuran besar,
bagian tepi daun bergerigi (keriting), dan daunnya ada
yang berwarna hijau tua, hijau terang, dan merah. Daun caisim memiliki tangkai daun lebar dan tulang-tulang daun menyiri.Tangkai daun bersifat kuat dan halus.Daun bersifat lunak dan renyah apabila dimakan, serta memiliki rasa agak
manis. Daun caisim umumnya memiliki ukuran panjang 20 cm - 25 cm dan lebar 15 cm atau lebih.
Tanaman caisim memilik barang
sejati. Pada tanaman caisim yang
membentuk krop, batangnya
pendek dan hampir tidak terlihat dan terletak pada bagian dasar yang berada di dalam
tanah. Sedangkan caisim yang tidak membentuk krop (caisim daun dan caisim batang) memiliki batang yang lebih panjang dan terlihat. Batang bersifat tegap,
kokoh, dan kuat dengan ukuran
diameter berkisar antara
5,6 cm- 7 cm (caisim batang), 2 cm - 3 cm (caisim daun),
serta 2 cm - 3 cm (caisim kepala). Tanaman caisim memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar serabut menempel pada baying, tumbuh menyebar, ke semua arah pada kedalaman 20cm - 50 cm atau lebih. Sedangkan akar tunggangnya tumbuh lurus ke pusat bumi. Perakaran
tanaman caisim dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang subur, gembur, mudah
menyerap air, dan kedalaman
tanah (solum tanah) cukup dalam.
Biji tanaman caisim berbentuk
lonjong pipih, berbulu,agak keras, berwarna coklat, tua, serta berukuran sangat kecil, yaitu panjang 4 mm dan lebar
1mm. Biji caisim merupakan biji
tertutup dan berkeping dua, dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman. Bunga tanaman caisim berwarna kuning, tumbuh lebat dalam satu rangkaian. Bunga
memiliki tangkai bunga yang panjang sampai
data mencapai 80 cm atau lebih. Tanaman caisim yang ditanam di daerah yang beriklim
sedang (subtropik)
mudah atau cepat berbuah. Varietas – varietas caisim tersebut
dibagi dalam empat kelompok, Capitata, caisim kepala renyah (crisphead, iceberg) dan kepala mentega (butterhead).
Caisim (Brassica juncea) memiliki penampilan
yang menarik. Ada yang berwama hijau segar dan ada juga yang berwama merah. Selain sebagai sayuran, daun caisim yang agak keriting ini sering dijadikan penghias hidangan.
1.2. Kandungan
Gizi Sawi Hijau (Caisim)
Tabel I : Kandungan gizi (flap 100 g bahan) Sawi Hijau( caisim ) adalah
sebagai berikut:
No
|
Zat Gizi
|
Kandungan
Kalori 25 kal
|
1
|
Protein
|
1,2 g
|
2
|
Lemak
|
0,20 g
|
3
|
Karbohidrat
|
2,90 g
|
4
|
Vitamin B
|
10,04 mg
|
5
|
Zat Besi
|
0,50 mg
|
6
|
Vitamin A
|
162 mg
|
7
|
Vitamin C
|
8,00 mg
|
8
|
Calsium (Ca)
|
22,00 mg
|
9
|
Fosfor (P)
|
25 mg
|
10
|
Air
|
94,80 g
|
Sumber :
(Rusli Hukum dan Sri Kuntarsih, 1990).
2.3. Syarat Tumbuh
Caisim yang ditanam di dataran rendah cenderung lebih cepat berbunga dan berbiji.
Suhu optimal bagi pertumbuhan caisim ialah antara 15-25°C. Jenis tanah yang disukai caisim ialah lempung berdebu, lempung berpasir, dan tanah yang masih mengandung
humus. Meskipun demikian, caisim masih toleran
terhadap tanah-tanah yang miskin
hara asalkan diberi pengairan dan pupuk organik yang memadai. Sebaiknya tanah tersebut
bereaksi netral.
2.4. PUPUK
Pengertian pupuk secara umum adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun
anorganik, bila ditambahkan kedalam tanah atau tanaman, dapat memperbaiki sifat
fisik, kimia, biologi tanah dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Pupuk
NPK merupakan pupuk majemuk di mana kandungan unsure hara dalam pupuk
majemuk dinyatakan dalam tiga angka yang berturut – turut menunjukkan kadar N,
P2, O2, dan K2O. pupuk majemuk umumny di buat
dalam bentuk butiran yang seragam sehingga memudahkan penaburan yang merata.
Butir- butirnya umumnya agak keras dengan permukaan licin sehingga dapat
mengurangi sifat menarik air dari udar lembab.
Zat-zat yang sangat diperlukan tanaman dan seringkali kurang cukup terdapat di
dalam tanah, terutama Nitrogen (N), Phosfor (P), dan Kalium (K). Apabila unsur
tersebut dapat terpenuhi, maka pertumbuhan tanaman akan menjadi normal dan
baik. Sebaliknya, apabila kekurangan atau kelebihan akan menunjukkan
gejala-gejala kekurangwajaran atau abormal (Rosmarkam dan Nasih, 2003).
Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat (NO-3) dan ion amonium (NH4+).
Nitrogen tidak tersedia dalam bentuk mineral alami seperti unsur hara lainya.
Terdapat didalam protein dalam bentuk tanaman yang berguna untuk pertumbuhan
pucuk daun. Pupuk N juga menyuburkan bagian-bagian vegetatif tumbuhnya batang
dan daun. Oleh karena itu, pupuk ini diberikan pada awal masa pertumbuhan dan
diberikan pada sayuran daun sebab dengan pupuk N daunya lekas tumbuh besar dan
berwarna hijau tua. Sumber N dari udara tidak semua tanaman dapat menghisapnya
dari udara begitu saja. Tetapi dengan adanya bentuk bantuan bakteri tanah, maka
zat N dapa dihisap oleh tanaman (Hasibuan, 2006). Kerugian pupuk N adalah
pertumbuhan tanaman lambat, tanaman kerdil, daun tanaman kecil. Pada tanaman
serealia, jumlah akar menjadi berkurang. Kerugian pupuk P adalah pertumbuhan
terhambat, pembentukan buah biji terganggu, warna daun menjadi lebih tua.
Kerugian pupuk K adalah kerusakan kleooplas, penurunan laju pertumbuhan tanaman
terjadi korosis.
Phosfor berperan penting didalam transfer energi didalam sel tanaman, misalnya
ADP, ATP, berperan dalam pembentukan membran sel, sangat diperlukan untuk
pembiakan generatif yakni pembentukan bunga serta bagian-bagianya. Selanjutnya
menjadi buah dan bijinya, mendorong dan mningkatkan pembentukan buah, serta
perangsang akar dapat memanjang dan kuat. Kadar zat P dalam pupuk dinyatakan
dalam % P2O5 (Sutanto, 2004).
Kalium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+. Tanah
mengandung 400-500 kg kalium untuk setiap 93 m2. Kalium pada tanaman berperan
sebagai efisiensi penggunaan air, untuk pertumbuhan zat tepung di dalam
tanaman, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit,
daun buah dan buah tidak mudah lepas dari tangkainya, lebih tahan terhadap
penyakit dan memperluas pertumbuhan akar (Hasibuan, 2008).
Pengertian pupuk secara umum adalah suatu bahan yang
bersifat organik ataupun anorganik, bila ditambahkan kedalam tanah atau
tanaman, dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi tanah dan dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman
BAB III
METODELOGI
3.1.WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum ini dilaksanakan dari tanggal, 20 Maret 2013 sampai dengan tanggal, 24 April 2013, bertempat di ruang praktikum green
house Universitas Djuanda Bogor.
3.2. BAHAN DAN ALAT
Pada praktikum ini bahan yang digunakan adalah benih selada, benih bayam, benih
kangkung, pupuk Urea, TSP, KCL, pupuk daun Gandasil D, Decis, pasir, dan
polybag. Sedangkan Alat yang disediakan untuk praktikum ini adalah sprayer,
penggaris, timbangan elektrik, dan Erlenmeyer.
3.3. PEUBAH YANG DI AMATI
Peubah yang di amati dalam pelaksanaan praktikum ini di mulai dari pelaksanaan
dan pertumbuhan tanaman yaitu pengukuran tinggi tanaman dan jumlah daun,
sedangkan pengamatan pasca panen dalam praktikum ini adalah pengukuran panjang
tanaman dari ujung akar sampai ujung daun, panjag akar, panjang daun, berat
brangkasan, berat batang dan berat akar.
3.4. METODELOGI PRAKTIKUM
Metodelogi praktikum ini dilakukan secara sistematis dimana setiap tahapan yang
direncanakan dilaksanakan setiap minggunya, tahapan tersebut meliputi:
- Persiapan Media Tanam
Media tanam yang digunakan dalam paraktikum ini adalah
pasir, hal karna pasir lebih dianggap netral tanpa ada kandungan hara yang
dibutuhkan tanaman dan ini juga didasarkan untuk lebih mengetahui efektifitas
dari pengaruh pemberian pupuknya. Media tanam pasir ini di sediakan dalam
polibag dengan ukran 25x25 cm serta jumlahnya disesuaikan dengan jumlah sampel
yang telah ditentukan.
- Persiapan dan Penanaman Benih
Benih bayam dipilih yang memiliki kualitas cukup baik yaitu
daya tumbuh besar (lebih dari 90 %), tidak tercampur benih varietas lain,
bebas hama dan penyakit, sehat dan mengkilap. Penanaman benih dilakukan secara
langsung dari biji pada media tanam pasir, hal ini dilakukan agar lebih
mempermudah dan tidak mengganggu pertumbuhan perakaran pada fase vegetatifnya.
Pada penanaman benih tersebut ditambahkan puradan untuk mencegah agar
biji tidak dimakan serangga ataupun ulat
- Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada minggu ke dua setelah persiapan, pupuk yang diberikan
adalah pupuk Urea (N), TSP (P) dan KCL (K). Dosis pemupukan yang diberikan
adalah sesuai dengan setiap perlakuan yang dikehendaki, yaitu:
1. Perlakuan A dosis N 0,1 gr/polybag
dan dosis K 0,1 gr/polybag (N dan K)
2. Perlakuan B dosis N 0,1 gr/polybag
dan dosis P 0,2 gr/polybag (N dan P)
3. Perlakuan C dosis P 0,2 gr/polybag
dan dosis K 0,1 gr/polybag (P dan K)
4. Perlakuan D dosis N 0,1 gr/polybar,
P 0,2 gr/polybag, K 0,1 gr/polybag (lengkap N,P,K)
5. Perlakuan E adalah perlakuan tanpa
pemberian pupuk (minus pupuk)
Pemupukan tersebut dilaksanakan pada minggu kedua praktikum bersamaan dengan
penanaman benih selada, bayam dan kangkung secara langsung tanpa adanya
persemaian. Pada minggu ke tiga atau 2 MST dilakukan pemupukan P dengan dosis
0,2 gr/polybag, serta pemberian pupuk daun yaitu Gandasil D dengan dosis 10
gr/10 lt air ke seluruh tanaman sampel. Semua pupuk yang diberikan terlebih
dahulu di cairkan atau di campur air secara terpisah baru kemudian disiramkan
(pupuk NPK), dan di semprotkan dengan sprayer (Gandasil D).
- Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada minggu ke 2 mst, hal ini dilakuan
untuk menganti tanaman yang tidak tumbuh atau mati dimakan serangga dan ulat
penggerek batang. Tanaman sampel yang di amati hanya 5 batang tanaman per
polybag.
- Pemeliharaan
a.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore
hari. Kemudian setelah pertumbuhan normal penyiraman dilakukan dua hari sekali,
namaun dengan keadaan green house yang kurang memungkinkan dengan suhu yang
diatas normalnya, maka perlu dilakukan penyiraman setiap hari samapai masa
panen.
b.
Penyiangan
Penyiangan perlu dilakukan
sesering mungkin, agar tanaman bayam tidak terganggu gulma. Penyiangan
dilakukan dengan membersihkan/mencabuti tumbuhan (gulma) yang tumbuh disekitar
tanaman sampel dalam polybag.
c.
Pemberantasan hama dan penyakit
Pemberantasan hama dan penyakit
dilakukan secara bertahap, yakni dengan menggunakan furadan sebagai
pencegah terhadap hama ulat, serta menggunakan Insektisida Decis 25 EC, disemprotkan 1
minggu sekali atau disesuaikan dengan kondisi tanaman di lapangan. Pada
praktikum ini penyemprotan dilakukan pada 2 mst karena tanamn terserang ulat
pnggerek patang serta kepik hijau.
- Panen
Panen dilaksanakan pada minggu ke 4
mst, dimana pertumbuahn sudah optimal terlihat dari jumlah daun dan tinggi
tanaman pada umumnya. Pada saat pemanenan faktor yang di amati atau pengukuran
yang dilakukan adalah panjang tanamn, jumlah daun, bobot brangkas tanamn, bobot
batang dan daun serta bobot akarnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peranan dan pengaruh pemberian pupuk NPK dapat dilihat dalam
hasil pengamatan melalui pengamatan pertumbuhan vegetatif meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun, sedangkan pengamatan
pada pasca panennya yaitu pengamatan terhadap panjang tanaman, panjang akar,
panjang batang, berat brangkasan, berat batang dan berat akar, pemberian pupuk majemuk terhadap
pertumbuhan suatu tanaman untuk dapat tumbuh dengan baik dan optimal sangatlah
penting, selain unsur hara yang sudah tersedia dalam tanah tentunya harus ada
perlakuan khusus, karena unsur hara mikro dan makro dalam tidak sepenuhnya tersedia secara keseluruhan dan dalam bentuk siap pakai,
agar memperoleh hasil yang sesuai dengan yang di inginkan maka perlu dilakuakn pemeberian pupuk tersebut
Pemberian pupuk NPK yang kaya manfaat untuk pertumbuhan
tanaman, dalam praktikum ini diberikan setelah dilakuakn pencairan dengan
penambahan air, hal ini dimaksukan agar lebih mudah diserap oleh tanaman caisim. Berdasarkan pengamatan dilapangan
di peroleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Pengamatan Pertumbuhan
Vegetatif
Perlakuan
|
tt/mst
|
jd/mst
|
||
2mst
|
3mst
|
2mst
|
3mst
|
|
A
|
6.1
|
10.8
|
4.4
|
6.4
|
B
|
23.9
|
32.8
|
4.1
|
6.0
|
C
|
6.6
|
11.7
|
4.0
|
4.9
|
D
|
8.2
|
15.0
|
3.9
|
6.7
|
E
|
12
|
20.5
|
3
|
4.05
|
Ket:
tt: tinggi tanaman
Jd: jumlah daun
Mst: minggu setelah tanam
Berdasarkan hasil pengamatan di tatas kita dapat melihat
perbedaan antara caisim
yang di pupuk NPK secara lengkap, tidak lengkap bahkan yang tidak menggunakan
pupuk sama sekali. Pada masa pertumbuhan vegetatif unsur hara tersebut sangatlah
penting. Pada tanaman
caisim dengan perlakuan B pertumbuhannya
lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya, hal ini karena pada fase
vegetatif
tanaman caisim
lebih banyak membutuhkan unsure N dan p untuk pertumbuhan dan pemanjangan
selnya.
Tabel 2. Pengamatan Pasca Panen Caisim
Perlakuan
|
pt(cm)
|
pb(cm)
|
pa(cm)
|
bb(gr)
|
b.bat(gr)
|
ba(gr)
|
|
A
|
30.0
|
20.7
|
9.3
|
7.3
|
5.4
|
1.9
|
|
B
|
82.0
|
28.3
|
13.8
|
21.7
|
17.2
|
4.6
|
|
C
|
37.5
|
26.5
|
10.8
|
24.3
|
20.7
|
4.7
|
|
D
|
45.6
|
30.5
|
13.1
|
18.9
|
14.9
|
4.0
|
|
E
|
65.9
|
9.8
|
11.6
|
12.0
|
9.0
|
2.9
|
Ket: pt: panjang tanaman pa: panjang
akar b.bat: berat batang
Pb: panjang batang bb: bobot
brangkas ba: berat akar
Cm: centi meter gr:
gram
Setelah dilakukan pengamatan pada fase vegetatif dan sudah cukup untuk di
panen, tanamn caisim
yang dipanen menunjukan bahwa selain pengaruh pemberian pupuk NPK tetapi ada
peranan juga dari pupuk daun gandasil D. Berdasarkan tabel di atas persentase
yang dihasilkan lebih besar adalah perlakuan D, dimana dengan pemupukan lengkap
serta penambahan pupuk daun pertumbuhannya lebih optimal namun tidak berbeda
terlalu jauh dengan perlakuan B yang dalam proses awal pertumbuhan vegetatifnya
lebih bagus.
Pengukuran pertumbuhan vegetatif pada 2 mst dan 3 mst untuk tinggi
tanaman perlakuan yang lebih memberikan dampak positif adalah perlakuan E, dimana dengan pemberiaan pupuk
yang lengkap pertumbuhannya lebih optimal, begitupun dari jumlah dan lebar daun
terlihat perbedaannya, tanaman caisim yang kekurangan unsure N terlihat pada ujung-ujung daunya
menguning dan kemudian mengering.
Pada masa pemanenan hasilnya menunjukan bahwa perlakuan yang
lebih baik adalah perlakuan A, walaupun pada awalnya terlihat kurang baik
dibandingkan yang lainya tetapi pada masa panen hasilnya lebih tinggi baik dari berat tanaman brangkasan
maupun panjang tanamnnya. Pemberian pupuk daun terhadap caisim dapat terlihat pengaruhnya
karena caisim memiliki
ketebalan kutikula lebih tebal.
Salah satu yang mengganggu pertumbuhan caisim tersebut adalah ketersediaan air
karena praktikum
tidak rajin untuk menyiram sedangkan media yang digunakan adalah pasir,
kemampuan pasir untuk mengikat air sangat rendah sehingga begitu mudah air
turun setelah disiram dan mengalir begitu saja ditambah lagi dengan keadaan
suhu di green house yang sangat panas ketika siang hari.
Pengaruh pemeberian pupuk secara lengkap terlihat juga pada perlakuan B dimana pemberian pupuk NPK lengkap.
Perbedaanya sendiripun terlihat lebih nyata diabandingkan dengan perlakuan
lainnya terutama pada perlakuan A yang sama sekali tidak mengguanakn pupuk. Salah satu akibat
dari kurangnya pupuk pada pertumbuhan caisim ini adalah pupuk P di
tunjukan dengan perubahan warna daun dan batang menjadi keunguan dan kurangnya
pupuk N terlihat pada ujung daun yang menguning.
Hal ini dilakukan agar lebih melihat pengaruh pemberian pupuk NPK dalam taraf
dosis berbeda karena tanaman masih terlihat kecil.Dari tabel di atas kita dapat melihat
bahwa perlakuan yang berdampak positif adalah perlakuan B dengan pupuk lengkap. Dari data di atas tidak dapat dipastikan
secara langsung mana yang lebih baik karena ada data yang kosong disebabkan
praktikum
lain yang tidak menyerahkan data.
BAB V
KESIMPULAN
Dari pengamatan yang dilakukan dalam praktikum ini dapat disimpulkan
bahwa: Pemberian pupuk NPK dengan taraf dosis berbeda berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan produksi tanamn caisin. Pemberian pupuk NPK terhadap tanaman caisim memiliki respon berbeda-beda. Respon
yang baik dari pemberian pupuk NPK tersebut adalah perlakuan B diamana NPK lengkap dan ditambah
dengan pemberian
pupuk daun gandasil B.
Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanamn tersebut adalah
ketersediaan air, media tanam yang tepat, serta kemampuan masing-masing tanaman
untuk beradaptasi dengan keadaan lingkungan yang merugikan. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi
keberhasialan praktikum ini adalah ketelatenan dan kerajian para praktikum untuk merawat dan memelihara tanaman yang sudah di tanam.
Daftar Pustaka
0 komentar:
Posting Komentar