This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 21 Desember 2024

Memaknai Natal Dengan Sorak- Sorai-Nya Nyanyian Jangkrik.


Serangga Jangkrik/ foto Ils
Natal 2024-- Refleksi sorak-sorainya suara Nyanyian Jangkrik ini diingatkan ketika perjalanan dari Paniai ke Nabire tepatnya di Gunung Iyadimi, sekawanan jangkrik bersorak-sorai pada pagi hari pukul, 08.00 pagi waktu Papua. Mendengar suara jangkrik mengingatkan pada kami bahwa natal telah dekat.

Natal identik dengan hari besarnya orang kristen di seluruh dunia, dimana orang kristen merayakan hari sebagai lahirnya Yesus Kristus penyelamat umat manusia di muka bumi ini. Yesus Kristus lahir di Betlehem  melalui seorang perempuan bernama Maria yang terkandung tanpa noda dosa. 

Pesta kelahiran Tuhan Yesus sendiri memberi makna yang cukup terkesan dimana sebagai umat memberikan harapan baru dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagai makhluk manusia kita diberi tanggung jawab moral untuk menyambut kedatangan anak manusia sebagai wujud daripada iman kepercayaan setiap insan pribadi yang masih bernafas di muka bumi.

Tradisi pengikut Gereja Katolik Roma sebelum memasuki masa Adven  merayakan hari raya Kristus Raja Semesta Alam. Dimana   Minggu terakhir bagi gerejawi ini tanda memasuki masa penantian anak manusia datang ke dunia bagi setiap insan manusia yang percaya kepadanya.

Santo Yohanis Pembaptis dalam khotbahnya yang penuh inspirasi di padang gurung menyampaikan pesan yang penuh bermakna bahwa kita dalam masa penantian kedatangan anak manusia. Kita diajak dimana Matius 3: 3 menyampaikan bahwa ada suara orang berseru-seru di Padang gurung,  persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskan jalan bagi-Nya. Pada masa penantian ini, kita tetap merendahkan diri, terus bergumul dalam doa untuk sang mesias yang akan lahir sebagai anak manusia benar-benar hadir dalam pribadi setiap kita.

Dalam konteks pesan Yohanis Pembaptis diatas ini, tentu disampaikan kepada makhluk hidup yang memiliki naluri akal pikiran yang memiliki 5 indra akan tetapi pesan ini disampaikan juga kepada makhluk hidup lain selain manusia. Perayaan kelahiran sang mesias sebagai raja bagi semua makhluk hidup untuk menyambut kedatangan anak manusia.

Tentu dalam konteks ini, makhluk hidup pun terus menyongsong dengan nyanyian sorak dan Sorainya memasuki masa Adven atau masa penantian sang mesias. Binatang seperti jangkrik terus bernyanyi setiap pagi sampai sore menjelang masa gerbang Natal 1 Desember sampai dengan puncak 25 Desember.

Fenomena langkah ini, tentu ajaib dimana makhluk hidup seperti Jangkrik selalu memuji kepada sang Maha Pencipta atas karya besar yang telah dirancangkan untuk membebaskan semua makhluk hidup di bumi ini.  Oleh, karena itu, sang juru selamat lahir untuk membebaskan umat manusia tentu dengan makhluk ciptaan lain.

Fakta peristiwa jangkrik ini terjadi setiap tahun, di daerah  Paniai, Deiyai dan Dogiyai. Nyanyian sorak dan Sorai dari Binatang yang namanya Jangkrik  sepanjang 25 hari merupakan tanda keberuntungan besar dimana semua makhluk hidup ingin melihat keajaiban besar yang terjadi 2000 tahun lalu melalui Bunda Maria dan Yosef dari Kandang Betlehem di Yerusalem.

Hikmat dari Jangkrik


Nyanyian pembuka dengan kecapi menyongsong pesta kelahiran sang mesias diisi dengan lagu malam kudus. Begitupula nyanyian merdu dari para kawanan jangkrik untuk menyambut persiapan  malam yang Kudus dimana sang mesias lahir. Jangkrik memberikan manfaat besar dalam kehidupan umat manusia, dimana nyanyian jangkrik ialah memisahkan terang dan gelap.

Alhasil, seringkali kita melupakan binatang bersayap ini. Bagi warga masyarakat yang tinggal di daerah 3 T, yaitu daerah terluar, terpinggir dan terisolasi atau pedesaan tanpa teknologi  jangkrik merupakan makhluk hidup yang memberikan jawaban atas waktu. Berbeda dengan zaman teknologi dimana hanphone, jam arloji bisa memberikan jawaban atas waktu untuk membedahkan waktu sudah pagi atau waktu sudah malam. Nyanyian jangkrik menjemput malam kegelapan memisahkan antara siang dan malam. Itulah makhluk hidup yang Maha Pencipta titipkan untuk tanda menuju kegelapan dan membawa terang di dunia ini. 


Serangga bersayap ini juga memberikan inspirasi yang patut di contoh dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat maupun komunitas kita berada untuk membangun dengan cinta kasih. Nyanyian selama satu jam, pukul 18.00 sore setiap hari dengan suara merdu, bernyanyi bersama sampai akhir batas waktu petang mengingatkan pada kita manusia kembali ke habitatnya. Nyanyian  jangkrik juga mengingatkan kepada manusia terutama para keluarga segera berkumpul kembali ke rumahnya untuk melewati malam kegelapan.

Oleh karena itu, kebersamaan dalam kehidupan para jangkrik patut diteladani karena makhluk hidup ini menjaga satu sama lain dalam persatuan dalam komunitasnya, kebersamaan dan kekompakan dalam mempertahankan eksistensinya sebagai makhluk hidup tanpa naluri ini.

Makhluk penjaga pembatas antara siang dan malam adalah titik balik kehidupan umat manusia, dimana Yesus lahir dalam kegelapan untuk membawa kita kepada terang. Kehidupan kita umat manusia seringkali jatuh kedalam kegelapan karena dosa haus, rakus, sombong, dengki, iri hati dari berbagai macam tantangan duniawi. Oleh karena itu, dengan terang Roh Kudus memberikan Rahmat-Nya kepada kita manusia melalui belas kasih yang tak terbatas dari kasih setianya.

Dengan ini jangkrik makhluk hidup yang Tuhan titipkan ke dunia seperti bunyi sangkakala pada akhir zaman. Bunyi jangkrik pertanda malam kegelapan telah tiba, pertanda malam dan siang telah berpisah. Setiap orang kembali ke masing-masing rumah untuk mengucapkan syukur dan mempersatukan keluarga kita.

Laudato Si', Pesan Ensiklik Lingkungan Paus Fransiskus

Ekologi antropogenik pada masyarakat keagamaan tertuang ketika Paus Fransiskus mengambil langkah besar dalam seruannya terhadap pelestarian alam. Pada 2015, Paus Fransiskus ensiklik yang membahas keberlanjutan kehidupan Bumi bertajuk Laudato si' (Terpujilah Engkau). Di dalamnya, Paus Fransiskus menyerukan perlindungan terhadap Bumi sebagai "rumah kita bersama".

Lewat ensiklik tersebut, Paus Fransiskus menyerukan perlunya kesadaran di tengah krisis lingkungan yang disebabkan oleh manusia. Hal ini tertulis di paragraf 101, di mana Paus Fransiskus dengan tegas bahwa kesadaran lingkungan tiada gunanya tanpa "menggambarkan gejala-gejala krisis ekologis tanpa mengakui akarnya dalam manusia".

Laudato si' adalah sabda reflektif atas perkembangan manusia yang mengeksploitasi alam secara berlebihan. Paus Fransiskus menyerukan "pertobatan ekologis" sebagai salah satu cara memperbaiki kerusakan alam.

Pertobatan ini membutuhkan upaya kolektif, karena manusia tidak bisa secara individu untuk memperbaiki alam. Sebab, dari apa yang diuraikan dalam Laudato Si', Paus Fransiskus menyadari bahwa perbaikan lingkungan harus menyelesaikan permasalahan kompleks, termasuk ketimpangan sosial dan politik yang terjadi secara global.

“Peduli terhadap iklim, peduli terhadap bumi, ini sekarang menjadi bagian dari ajaran Gereja. Orang-orang di seluruh dunia menerima pesan tersebut dan mengubahnya menjadi tindakan nyata. Itulah warisannya, dan itu akan bertahan lama".

Pesan Bapak Paus Fransiskus mengingatkan kepada kita akan ancaman bagi populasi keanekagaman hayati maka itu perlu melestarikan lingkungan alam disekitar kita. Pembukaan lahan besar-besar untuk ketahanan pangan merupakan proyek naif dan haus karena tidak mempertimbangkan dampak ekologis serta kearifan lokal yang ada untuk mempertahankan kehidupan yang asri. Disisi lain, dampaknya daripada penebangan hutan secara liar menimbulkan kerugian besar bagi manusia alam di sekitarnya, seperti makhluk hidup seperti serangga jangkrik akan musna dengan proyek panganisasi yang berujung merusak lingkungan alam sekitarnya.

Kepedulian akan ekologis berdampak baik terhadap kehidupan umat manusia untuk masa depan yang baik dari bencana alam terutama iklim, global warming serta dampak lainnya.

Natal dan  Pilkada 2024


Situasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) membuat kehilangan makna Natal bagi umat  Nasrani. Dalam konteks politik tidak ada damai antara pasangan yang satu kepada pasangan yang lain. Terjadinya,  gap antara pasangan tentu membuat damai itu tidak terwujud dimana puncak iman orang kristiani  ialah kelahiran sang Imanuel.

Mengutip contoh dari perjalanan panjang pesta Demokrasi di Paniai 2024, tentu semua pihak membenarkan diri sehingga damai itu tidak terwujud sehingga dari pleno rekapitulasi suara tingkat Kabupaten Paniai tidak terlaksana. Kelompok-kelompok penyelenggara membenarkan diri sehingga pleno menjadi ajang kontestasi "isme" membuat nilai kebenaran, keadilan, kejujuran tidak terwujud dalam penegakan demokrasi itu sendiri.

Pada konteks Pilkada Paniai,  satu situasi buruk dalam Pilkada Paniai adalah lebih banyak kelompok pemegang kuasa ilmu-ilmu gaib, ilmu  guna-guna yang difasilitasi oleh kelompok tertentu membuat situsi semakin fatal karena haus dan lapar akan harta duniawi.

Oleh karena itu, kita disibukan dengan situasi politik membuat orang kristen kebanyakan menjadi orang pendendam kepada satu sama lain, jelang situasi Natal.  Kita disibukan mengejar harta dan tahta. Akan tetapi satu bunyi sangkakala mengingatkan kepada kita yaitu nyanyian jangkrik pertanda Natal sudah dekat, untuk menyongsong putra Allah lahir kedalam pribadi kita, dalam keluarga dan komunitas kita masing-masing.

Penulis adalah  pewarta media Katolikana.Com yang bertugas di Paniai.

Minggu, 08 Desember 2024

Pastor Jhon Bunai, Pr: Refleksi Hikmat Dari Festival Perdana Danau Paniai


Pastor Jhon Alberto Bunai, Pr saat menyampaikan renungan pada peryaan HUT Kab.Paniai, di halaman Kantor Bupati Paniai/ Abet You

Perayan  HUT Kab.Paniai ke-28 tahun, Injil yang dikutip pada Yohanes Pasal 10:10-12 bunyinya: 10pencuri hanya datang untuk mencuri dan membunuh dan Membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala limpahan. 11Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya. 12Sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala itu datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan  domba-domba itu.
 
Refleksi Injil

    Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-28 tahun terbentuknya Kabupaten Paniai menghadirkan pengkhotbah kawakan yang terpopuler di seluruh Tanah Papua karena pengkhotbah penuh humoris yang tiada duanya dalam homily pada setiap perayaan yang ia pimpin sepanjang tugas dan pelayanan perutusan gembalanya. Pastor Pengkhotbah kawakan yang dimaksud yaitu Pastor Alberto Jhon Bunai, Pr dari Keuskupan Jayapura.

    Kata pembuka pada homily perayaan KKR HUT Ke -28 Kabupaten Paniai yang jatuh pada hari Selasa (29/10/2024) ini mengingatkan kita bahwa apapun agama  baik anda orang Katolik, Protestan,Islam, Hindu, Budha kita ada ini hanya karena kasih dan anugrah Allah.Paling kurang engkau dan saya belajar dari situasi saat Corona Virus yang melanda Paniai, melanda Tanah Papua, Negara Indonesia dan seluruh dunia. Kata dia, belajar dari pengalaman wabah Corona Virus  dimana tidak memandang kaya, miskin, pejabat, orang pedesaan, ko kaya sekali, ko cantik sekali, ko ganteng sekali yang mengancam semua status manusia sama dan merata di seluruh penjuru muka bumi ini. 

    Pastor Jhon Bunai, Pr  juga memuji kepada Pj Bupati Paniai  Ibu  DR Martha Pigome, SH.M.Hum dimana telah berhasil menggelar festival perdana  yang dibuat  pertama kali di Danau Paniai.  Kata dia, saya melihat sesuatu yang mungkin dilupakan atau tidak, mama itu paling mengerti, bumi ini adalah Rahim dan Allah adalah Maha Rahim. Allah memberikan hikmat, Allah memberikan pikirannya kepada seorang perempuan yang namanya Martha Pigome. Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, bagaimana bikin orang sampai mengalami hidup, orang harus berdiri diatas kakinya. Orang harus mengerti jatih dirinya, orang harus melihat kekayaan-kekayaan, mutiara-mutiara berharga, yang Allah beri kepada leluhur dan itu warisan turun temurun sampai kemarin ada festival itu.

Mengusik Para Koruptor Dengan Perumpaman Buah Mangga Yang Matang.

        Dalam perayaan KKR, Pastor Jhon Alberto Bunai, Pr juga mengingatkan kepada orang-orang yang hidup terdidik dan terbentuk dengan karakter budaya mencuri hingga hidup bergaya-gaya dengan uang hasil curian. Dalam renungan homili perumpaman yang diambil pohon buah mangga yang telah matang dipinggiran rumah pastoran.
        Ceriteranya bahwa ada sebuah pohon mangga di samping rumah, buahnya sudah matang-matang. Orang mudah datang bilang, bolekah pastor minta buah mangga? jawab pastor tidak.Pastor buah Mangga sudah masak-masak ini? iya, benar itu hanya dekorasi saja. Orang mudah  donk setia, iya nanti malam kita datang curi. Pada malam hari mereka datang di Pastoran, lampu depan rumah menyala maka mereka putar ke belakang, waktu mereka putar kebelakang rupahnya di jemuran itu ada jubah milik pastor ada gantung disitu. Pemuda yang ingin mencuri dia ciki, dia pakai  juba putih  milik pastor hingga naik panjat pohon mangga tersebut. Si pemuda itu memetik mangga bayak-banyak kemudian mengisi dalam kantong dan saku tapi rupanya ada yang jatuh. Pastor dengar begini ada buah mangga yang jatuh. Mula-mula Pastor berpikir itu paniki atau kelelawar tetapi jatuhnya makin banyak, maka pasti ini ada yang mencuri. Pastor membuka jendela lalu melihat keatas pohon ada yang pakai baju putih. Pastor menegur keatas woe, ko mencuri buah mangga kah? Baru orang mudah itu bilang hai pastor“, pastor menjawab lanjut. Besok paginya, Pastor mengambil tripleks lalu menulis “ hukum Tuhan jangan mencuri” pastor tempel di pohon mangga yang buah sudah tidak ada. Orang mudah donk lewat lalu membaca  “ada hukum Tuhan jangan mencuri”, kemarin kami mencuri, mungkin ada firman Tuhan lain kah, kita bisa kanter Tuhan dengan Firman Tuhan ini. Mereka sudah mendapatkan ide, donk balik tripleks lalu tulis “ Hukum Tuhan Kasihilah sesamamu manusia”,  pastor menjawab trapapa saya tidak lihat tapi Tuhan melihat dari atas, orang mudah juga tidak mau mengalah dan menjawab Tuhan sudah melihat tetapi tidak mau kasitahu Pastor. Dengan ini hati- hati gunakan tanganmu, hati-hati gunakan akal sehatmu, hati-hati gunakan pikiranmu, hati-hati gunakan matamu karena  Allah telah melihat dari atas surga.  


Pesan Damai : Di Surga Itu Hanya Sediakan Satu Tempat

Pastor Jhon Bunai, Pr juga mengingatkan kepada kita bahwa surga itu Tuhan sediakan tempat hanya satu saja. Tidak ada tempat untuk islam, tidak ada tempat untuk Katolik, tidak ada tempat untuk protestan, tidak ada tempat untuk Hindu, tidak ada tempat untuk Buddah karena Allah satu dan sama. Agama itu buatan manusia di dunia ini. Dengar saya baik-baik bahwa sekarang anda dan saya cocokan pikiranmu dengan pikiran Tuhan, cocokan perasaanmu dengan perasaan Tuhan, cocokan karaktermu dengan karakter Tuhan  masuk dalam kehendak Allah, suka-sukanya Tuhan supaya tempat yang telah disediahkan Tuhan satu tempat untuk engkau. Kata dia, cari apa didalam dunia, cari dunia tentu binasa maka damailah antara sesama kita untuk mencari satu tempat di surga sana. 

Refleksi  Hikmat Dari Festival  Perdana Danau Paniai

    Dalam homily juga Pastor Alberto Jhon Bunai, Pr  menarik beberapa himat dari festival perdana Danau Paniai bahwa ketika saya melihat saudariku Ibu Pj Bupati Paniai DR Martha Pigome, SH; M.Hum dan perempuan-perempuan itu mengenakan busana asli dari noken, saya melihat saudari-saudari kalian lagi rehap ulang, menginstal ulang jati diri kalian, karena kalian adalah citra gambar Allah. Ketika bapak-bapak itu menggunakan busana adat kita menegukan kembali harkat dan martabat kita sebagai anugrah Mee, manusia sejati. Jadilah manusia sejati karena manusia sejati saja yang bisa buat segala sesuatu kedepan diatas negerinya. 

Tuhan Yesus datang untuk menyelamatkan manusia, moga-moga dengan semangat spiritualitas Festival Danau Paniai jati diri kita diangkat, harga diri kita diangkat memang itulah misi Yesus Kristus bahwa aku datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang”.
    Hal kedua, yang saya lihat melalui media sosial “ apa yang terjadi di Danau Paniai, ada lomba dayung menggunakan perahu unik dari Paniai. Pengalaman hidup saat masa Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di Paroki St.Fransiskus Asisi Epouto bahwa saya punya mama-mama mereka mengantarkan dengan perahu unik. Di tempat lain itu perahu mukanya tajam tetapi di Danau Paniai ini perahunya muka tumpul. Ketika saya coba lihat apa artinya ini?, apa filosofinya?, apa maknanya bagi kami rupanya muka yang tumpul itu untuk menghadapi tantangan. Ketika badai gelombang datang dari depan “siap hadapi tapi perahu harus maju”. Biarlah spirit itu menjiwai di Kabupaten ini di HUT yang ke-28. “Ketika badai datang lihatlah mama atau bapa mendayung perahu itu, biar ombak gelombang datang mereka pasti akan tembus, Oleh karena itu Kabupaten ini kedepan pun ketika ada badai gelombang datang ingatlah perahu itu, disana ada mutiara, badai dan topang pasti dilaluinya”. 

    Ketika saya melihat mama-mama pakai alat penangkapan ikan tradisional  (ebai), saya melihat ramai sekali bahwa pagi mama-mama baku ajak lalu pergi tangkap-tangkap ikan. Saya yakin dan percaya ada filosopi di dalam itu “ tebarkanlah jaringmu, ajarlah orang-orang untuk berpikir yang baik, berbicara yang baik, lakukan yang baik. Setelah 28 tahun kedepan “ jaringlah hal-hal yang baik, tangkap ikan-ikan kebaikan itu dalam diri setiap orang disini untuk menghindari konflik, persoalan, ketidakcocokan di dalam hidup bermasyarakat.
Refleksikan Tiga Nama  yang ada disekitar Ibukota Paniai.

    Pastor Alberto Jhon Bunai, Pr yang juga sebagai kordinator Jaringan Damai Papua (JDP) ini merefleksikan bersama arti tiga nama yang ada di sekitaran ibukota Kabupaten Paniai.  

Apa itu Enarotali :

ENA : 

Ena itu artinya baik. Kalau mau 28 tahun kedepan negeri ini atau kabupaten ini baik engkau mulai dari engkau harus baik. Jangan melihat selumbar mata di sesamamu, jangan mencari jelek noda-noda kecil dalam diri sodaramu.

RO : 

Rohmu hendaklah menyalah dan jaga kesatuan Roh. Pastor bagaimana untuk menjaga kesatuan Roh, waspada dengan lidah, memang lida tak bertulang. Kata-katanya bisa bikin kita akrab, kata-katanya juga kita bisa bikin rusak. Kesatuan Roh hubungannya dengan bicara, Amin. Bicara pikir dulu baru bicara supaya jangan menodai hubungan kita yang baik.

TALI : 

Pengikat. Dia akan mempersatukan semua kita, apabila kita waspada dengan bicara kita. Jangan cepat bicara sebelum berpikir. Bapak, mama, adik-adik, anak-anak sekalian koyaoo. Kenapa Tuhan bikin mata dua untuk melihat banyak, kenapa telinga dua untuk dengar banyak, kenapa Tuhan bikin mulut satu bicara seperlunya. Itu filosofi spritualitas Allah mendesain kita dengan maksudnya. Amin.

Apa itu Paniai?

PA : 

Pandanglah kedepan janji Tuhan selalu ada di depan sana. Milikilah visi kekekalan, milikilah visi perubahan untuk bergerak sama-sama maju seperti perahu (koma) dari Aikai ke Wotai. Aikai pergi ke Obano, ketika pikiran sudah jalan ke Obano kita dayung kita akan tiba di Obano. Pandanglah kedepan mulai bergerak maju menuju Komopa. Tanpa pandangan yang maju kedepan kita pasti sia-sia dalam hidup ini. Kita seperti air diatas daun keladi, goyang kesini, goyang kesana pendiriannya kurang jelas. 

NI : 

Milikilah niat yang baik, tanpa niat yang baik motivasi hati yang baik. Tidak ada motivasi yang baik pasti kita tidak akan sukses. Miliki niat yang baik untuk bergerak maju sama-sama.

Ai :

Allah akan memberikan ilham kepada anda. Setelah 28 tahun kedepan tegahkan hidupmu kepada Allah, maka mulai besok pagi bangun tidur jangan cek handphone (HP). Mau pilih yang mana hp atau ko yang mati, pilih yang mana ? mulailah star hidupmu dengan ucapan syukur karena lawan baca (laba). Ibu Pj Bupati kalau ada pegawai yang datang kesini marah-marah ke kantor tau saja tadi pagi dia tidak berdoa, pastormu yang bilang karena dari buah kita tahu sia dia. Tapi kalau mulai star dengan doa, begini dia datang kesini pasti damai sejahtera, kata-kata sukacita, kata-kata yang meneguhkan, kata-kata yang membangun dari buahnya kita tahu, siapa dia di rumah. Amin.

Apa itu Madi ?

MA : 

Apa itu madi ? masalah biasa. Kita masih di dunia, mulai dari manusia pertama Adam dan Hawa sudah ada masalah. Hari ini juga akan ada masalah, besok pagi pun akan ada masalah. Kawan masalah itu biasa. Kenapa masalah itu luar biasa karena ko pikir- pikir masalah terus sampai kabel koslet, kabel steres, step, stok , struk. Masalah biasa saja. 

DI : 

Dimi itu artinya pikiran. Jadikan pikiran itu sebagai kakak sebelum bicara, buat, melangkah pikir dulu supaya bijaksana, supaya syallom itu hadir, supaya semua orang suka.

    Dengan ini, Allah bapak yang Maha Rahim biarlah spirit festival perdana Danau Paniai menjiwai kami karena diatas danau itu menyimpan banyak hal, hikmat hati yang baik, pikiran yang baik, masa depan yang baik, kehidupan yang baik, segala-galanya yang baik, datangnya dari air kehidupan.Yesus sang sumber air yang hidup kita umat manusia.  


Refleksi teologis disampaikan pada perayaan HUT ke 28 Kabupaten Paniai di halaman Kantor Bupati Kabupaten Paniai di Madi/ Marinus Gobai Katolikana.Com.

 


Kamis, 18 Januari 2024

51 th, Amilcar Cabral Kembali Sumbernya

Amilcar Cabral
Pidato terakhir sebelum tertembak : Jangan sembunyikan apa pun dari massa rakyat kita. Jangan berbohong. Mengungkapkan kebohongan kapan pun mereka diberitahu. Tidak menutupi kesulitan, kesalahan, kegagalan. Jangan mengklaim kemenangan itu mudah. ( Amílcar Cabral)

    Amílcar Cabral adalah seorang ahli agronomi yang memimpin perjuangan bersenjata yang mengakhiri kolonialisme Portugis di Guinea-Bissau dan Cabo Verde. Pemberontakan ini memberikan kontribusi signifikan terhadap runtuhnya rezim fasis di Lisbon dan runtuhnya kekaisaran Portugal di Afrika. Dibunuh oleh rekan dekatnya yang sangat terlibat dengan otoritas kolonial Portugis, Cabral tidak hanya memimpin salah satu gerakan pembebasan paling sukses di Afrika, namun juga menyuarakan dan menjadi wajah perang antikolonial melawan Portugal.

     Beliau juga, seorang ahli strategi militer yang brilian dan diplomat yang cerdik. Cabral adalah seorang pemikir orisinal yang menulis esai inovatif dan inspiratif yang masih bergema hingga saat ini. Kepemimpinannya yang karismatik dan visioner, solidaritas PAN-Afrika yang aktif dan komitmen internasionalisnya terhadap setiap tujuan yang adil di dunia, tetap relevan dengan perjuangan kontemporer untuk emansipasi dan penentuan nasib sendiri.

      Pada tanggal 20 Januari 1973, Amílcar Cabral seorang revolusioner Bissau-Guinea, dibunuh oleh militan dari partainya sendiri. Cabral mendirikan PAIGC pada tahun 1960 untuk memperjuangkan pembebasan Guinea Portugis dan Tanjung Verde. Para pemberontak tersebut adalah warga Bissau-Guinea yang bertujuan untuk menyingkirkan warga Tanjung Verde yang mendominasi elit partai.

     Meskipun Cabral dibunuh, Guinea Portugis menjadi Republik Guinea-Bissau yang merdeka. Perang gerilya yang dimulai dan dipimpin Cabral memicu serangkaian peristiwa yang mengarah pada Revolusi Bunga pada tahun 1974 di Lisbon yang menggulingkan rezim otoriter yang telah berusia empat puluh tahun. Hal ini membuka jalan bagi sisa koloni Portugal di Afrika untuk mencapai kemerdekaannya.

    Dalam biografinya menceritakan lintasan revolusioner Cabral dari awal kehidupannya di Guinea Portugis hingga kematiannya di tangan anak buahnya sendiri. Laporan ini merinci upayanya untuk mencapai kedaulatan nasional  yang terkepung oleh konflik identitas berbasis etnis yang sulit diatasi oleh gerakan pembebasan nasional. Melalui kehidupan Cabral, António Tomás secara kritis merefleksikan cara berpikir dan menulis yang ada tentang kemerdekaan Lusophone Afrika.

       Bagi rakyat,  Amilcar Cabral, “kebebasan adalah tindakan budaya” madani ini bukan sekadar kata-kata. Dipandu oleh realitas konkrit masyarakatnya, Cabral menyerukan proses “Re-Afrikanisasi” yaitu Kembali ke Sumber. Ketika imperialisme baru mulai merajalela di seluruh dunia, banyak orang yang mendengarkan kembali buku Return to the Source (Kembali ke Sumber), namun kali ini, sumber inspirasi kami adalah Cabral sendiri. Dengan sistem pemikiran yang berakar pada pembacaan Marx di Afrika. Cabral adalah seorang revolusioner yang berpikiran mendalam yang menerapkan prinsip-prinsip dekolonisasi sebagai tugas dialektika, dan dengan demikian menjadi salah satu ahli teori anti-imperialis yang paling berpengaruh dan efektif di dunia.

     Cabral dan rekan-rekan pemimpin gerakan Pan-Afrika mengkatalisasi dan memperkuat gelombang perjuangan pembebasan militan yang dimulai di Angola, bergerak melalui kampung halaman Cabral di Guinea Bissau dan Tanjung Verde, dan berpuncak di Mozambik dan sekitarnya. Dia menerjemahkan teori-teori abstrak kedalam praksis yang tangkas dan hanya dalam waktu kurang dari sepuluh tahun mengarahkan pembebasan tiga perempat wilayah pedesaan Guinea Bissau dari dominasi kolonial Portugis.

      Dalam edisi baru yang diperluas dari Return to the Source: Selected Texts of Amilcar Cabral ini, memiliki akses terhadap pidato informal Cabral yang hangat dan lucu kepada publik Afrika, dan kami meninjau kembali beberapa pidato utama yang disampaikan Cabral selama kunjungannya ke Amerika Serikat. tahun-tahun terakhir sebelum pembunuhannya pada tahun 1973, termasuk pidato tertulis terakhirnya kepada rakyatnya pada malam tahun baru. Return to the Source adalah bacaan penting bagi semua orang yang memahami bahwa penghapusan kesinambungan sejarah antara gerakan-gerakan sosial telah mengganggu kemampuan kita untuk melakukan transformasi revolusioner yang sangat kita perlukan.

     Tell No Lies, Claim No Easy Victories menampilkan landasan intelektual dan praktik yang mendasari pembebasan Guinea Bissau dan Tanjung Verde. Mulai dari pentingnya budaya dalam dekolonisasi, hingga kritik tajam terhadap kolonialisme Portugis, dan strategi perang gerilya di hutan tropis, koleksi baru ini menyatukan wawancara terpilih dalam pidato resmi dan arahan partai PAIGC dari tahun 1962 hingga 1973.  (Jangan Berbohong, Jangan Berkata Mudah Kemenangan menunjukkan Cabral sebagai diplomat yang terampil dan pemikir yang hidup dan pragmatis, peduli dengan pembebasan nasional dalam konteks Pan-Afrikaisme dan perjuangan internasional).

     Bagaimana suatu bangsa bisa menggulingkan penindasan kolonial selama 500 tahun? Apa yang dapat dilakukan untuk mendekolonisasi mentalitas, struktur ekonomi, dan institusi politik? Beberapa banyak jenis perlawanan' serta peran kebudayaan dalam perjuangan kemerdekaan. Amílcar Cabral, seorang revolusioner Afrika  mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan ini dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Teks-teks ini menunjukkan arahannya yang jujur ​​dan penuh wawasan kepada rekan-rekannya di Guinea-Bissau dan partai kemerdekaan Cape Verde serta refleksi mengenai budaya dan pertempuran yang ditulis setahun sebelum pembunuhannya oleh polisi rahasia Portugis.

    Sebagai salah satu pemimpin revolusioner Afrika yang paling penting dan mendalam di abad ke-20, dan jika dibandingkan dengan Frantz Fanon, pemikiran dan instruksi Cabral seperti yang diartikulasikan di sini membantu kita memikirkan kembali isu-isu penting mengenai nasionalisme, budaya, vanguardisme, revolusi, pembebasan, kolonialisme, ras, dan sejarah. Volume ini juga mencakup dua esai pengantar yang pertama memperkenalkan karya Cabral dalam konteks teori kritis Africana, dan yang kedua menempatkan teks-teks ini dalam konteks sejarah-politik dan menganalisis relevansinya dengan anti-imperialisme kontemporer.

    Amilcar Cabral mendefinisikan teori kritis Afrika serta politik radikal Afrika menunjukkan keterlibatan yang tiada henti dan pemikiran keras yang dibutuhkan seorang filsuf konkrit untuk mendekolonisasi suatu masyarakat. Hal ini berlaku bahkan dalam perjuangan kontemporer. Dalam buku pascakolonial Seloua Luste Boulbina, Rekan Peneliti Filsafat, Universitas Paris VII"Esai Wood, "Imbrications of Coloniality bahwa suatu Pengantar Teori Kritis Cabralist dalam kaitannya dengan Perjuangan Kontemporer, untuk menyumbangkan kontekstualisasi pemikiran Cabral yang elegan dan fasih. Para mahasiswa dan rakyat mengapresiasi karya-karya yang mengkaji Cabral lebih dari sekadar filsuf atau ahli teori akan menghargai perhatian Wood terhadap konteks kuliah di PAIGC ini. 
 
    Perhatian Wood terhadap analisis Cabral mengenai agama dalam konteks “kolonialitas kekuatan agama”,  sebagaimana dinyatakan Woods, cukup tepat waktu.Charles Peterson, Journal of Lusophone Studies “Resistance and Decolonization is a tour-de-force dalam bidang studi Cabral yang sedang berkembang dan/atau epistemologi yang dapat disebut Cabralisme dari perspektif epistemik dekolonial. Momok Cabral menghantui kita dan pertanyaan-pertanyaan mendasar yang ia ajukan mengenai posisi tidak manusiawi menyebabkan terbukanya kedok kolonialitas di dunia kolonial modern.  Wood sebagai wasiat dekolonial menegaskan bahwa Cabral masih hidup dan dunia lain mungkin terjadi. Tendayi Sithole, Profesor Madya Politik Afrika, Universitas Afrika Selatan. "Wood telah  melakukan pelayanan yang luar biasa, tidak hanya bagi mereka yang mempunyai minat pada filsafat Afrika atau teori global, namun juga bagi para filsuf, kritikus budaya, ilmuwan politik, dan ahli teori politik secara lebih umum."

  Cabral juga menawarkan wawasan yang kaya mengenai peran dan pentingnya budaya dalam memperluas Marxisme untuk mengatasi gerakan pembebasan dan identitas nasional modern. Cabral kemudian berguna bagi banyak filsuf dan aktivis dalam teori ras kritis, politik identitas, keadilan transisi, dan dekolonialisme. Secara umum, perlawanan dan dekolonialisasi sangat penting dan berhasil membuat teori kritis Afrika dan wawasannya yang kaya menjadi lebih terlihat. Teori & peristiwa" esai-esai ini memperkenalkan kita pada Cabral, ahli teori sosial kritis Afrikana trans-disiplin, yang mengambil senjata teori tidak hanya dalam pembebasan orang-orang yang malang di bumi, tetapi juga untuk memberantas 'kondisi kemalangan' dan mewujudkan revolusi antikolonial, perjuangan kelas pekerja trans-etnis dan humanisme revolusioner, (Leiden Journal of International Law).

    Amilcar Cabral yang merupakan Sekretaris Jenderal Partai Afrika untuk Kemerdekaan Guinea dan Kepulauan Cape Verde (PAIGC. Di bawah kepemimpinannya, PAIGC membebaskan tiga perempat dari wilayah tersebut di pedesaan Guinea dalam waktu kurang dari sepuluh tahun perjuangan revolusioner. Cabral membedakan dirinya di antara kaum revolusioner modern melalui persiapan yang panjang dan cermat, baik teoretis maupun praktis yang dilakukannya sebelum melancarkan perjuangan revolusioner  dan dalam proses persiapannya, menjadi salah satu ahli teori perjuangan anti imperialis terkemuka di dunia. Beberapa pidato utama yang disampaikan Cabral pada tahun-tahun terakhirnya selama kunjungannya ke Amerika Serikat. Yang pertama adalah pidatonya di hadapan Komisi ke empat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 16 Oktober 1972, tentang "Pertanyaan tentang Wilayah di Bawah Pemerintahan Portugis". Pidato cemerlangnya tentang “Pembebasan dan Kebudayaan Nasional” (1970) dan “Identitas dan Martabat dalam Konteks Perjuangan Pembebasan Nasional” (1972).

    Tahun 2024 menandai peringatan 51 tahun pembunuhan Amilcar Cabral, revolusioner, penyair, filsuf pembebasan, dan pemimpin gerakan kemerdekaan Guinea Bissau dan Cap Verde. Pengaruh Cabral meluas hingga melampaui pantai Afrika Barat. Dia mempunyai pengaruh besar terhadap gerakan pan-Afrika dan gerakan pembebasan kulit hitam di AS. Dalam kumpulan esai unik ini, para pemikir kontemporer dari seluruh Afrika dan internasional memperingati hari pembunuhan Cabral. Mereka merefleksikan warisan individu yang luar biasa ini dan relevansinya dengan perjuangan kontemporer untuk menentukan nasib sendiri dan emansipasi. Artikel ini berbabagi sebagai pengenalan, atau pengenalan kembali, kepada seseorang yang kapitalisme global lebih suka melupakannya. Pemahaman Cabral menyoroti perlunya mendasarkan perubahan radikal dalam penciptaan teori berdasarkan kondisi aktual di mana suatu gerakan berusaha untuk berkembang. Ide teoretis Cabral dan praktik revolusioner dalam membangun gerakan kerakyatan untuk pembebasan dinilai oleh masing-masing gerekan pembebasan seluruh dunia untuk pembebasan kolonialisme dari tanah leluhurnya. Ungkapannya yang terkenal, “Jangan mengklaim kemenangan yang mudah” bergema saat ini, tidak kurang dari yang terjadi pada masa hidupnya.

     Amilcar Cabral juga pernah menulis 53 buku dalam sejarahnya, dan menjadi  bagian-bagian dari warisan Cabral; refleksi tentang relevansi gagasannya; Cabral dan emansipasi wanita; Cabral dan kaum pan-Afrika; budaya dan pendidikan; dan kontribusi Cabral terhadap perjuangan warga Afrika-Amerika.

 Catatan : Rangkuman dari Buku-Buku Amilcar Cabral